Halaman

.

Jumat, 12 April 2013

Senyuman










Senyuman.
Memberi kebermanfaatan bagi orang lain.
Membawa pertemuan menjadi indah.
Membuat kemurungan terurungkan.
Membantu mengusir kesedihan dia, mereka.
Senyuman.
Dalam duka sedalam apapun.
Dalam kemalangan sebesar apapun.
Dalam musibah sesulit apapun.
Dalam kesal  yang membuncah.
Dalam haru yang menyesakkan
Add caption
Lakukanlah,

Karena ia akan memberikan kekuatan.
Mendatangkan kesanggupan dalam diri.
Bukan hanya untuk kita,
 tapi juga,                  
Membawa kebahagian bagi  orang yang kita temui.
 Senyuman.
Indah.
Membuat kita menyadari dan bersyukur atas hidup
Bahwa hidup tak sesulit itu.
Bahwa dengan banyak membagi kebahagiaan,
meski  kesulitan melanda,
membuat kita merasa lebih kuat, lebih tenang
Senyuman.
Tersenyumlah sahabat,
mari kita berbagi kebahagiaan,
sesulit apapun keadannya,
mari kta mencoba,
menebar kebahagian.

Senin, 01 April 2013

Kesibukan Part II


Belakangan ini aku bertanya – tanya, diantara dua buah pernyataan manakah yang benar atau kemungkinan besar terjadi. Pernyataan pertama, seorang pemuda ketika di masa mudanya dipenuhi dengan kesibukan dan kerja keras, maka dia di masa tuanya ia akan bahagia. Bahagia atas jerih payahnya dalam memperjuangkan kebutuhannya. Pernyataan kedua, seorang pemuda ketika masa mudanya begitu sibuk untuk memenuhi kebutuhannya, maka di masa tua ia akan terus sibuk. Tenggelam dalam kesibukan karena selalu merasa kebutuhannya belum terpenuhi, bahkan saat ia mulai menua. Hingga suatu saat ia sadar ia lupa untuk menikmati hidup. Bahwa hidup tak hanya ada untuk kesibukan. Kesibukan dalam memenuhi kebutuhan, dalam memunuhi harta dunia.
Dua pertanyaan bertolak belakang dan mungkin kasusnya bebeda. Sulit memang untuk dibandingkan. Akan tetapi, dua hal itu membuatku tertarik. Pernyataan pertama meminta kita untuk bekerja keras sedangkan pernyataan kedua meminta kita untuk menikmati hidup. Kedua hal tersebut bisa saja terjadi pada tiap orang. Lalu manakah yang sedang terjadi sebenarnya. Kemudian jika kita berada pada posisi kedua apakah kita harus berhenti untuk sibuk. Berhenti berambisi.
Sebuah jawaban menarik dari seseorang “ Kalau aku ya bakalan cancel semua kegiatan seharian buat istirahat, berhenti sejenak, main dengan keluarga, atau hanya untuk sekedar tidur”. Jederr, ketika mendengarnya seakan aku merasa pikiranku terlalu ruwet. Memang aku ingin mendengar pemikiran orang – orang tentang dua pernyataan tersebut. Benar kenapa harus pusing, kita bisa berhenti sejenak lalu mulai lagi.  Berhenti ketika diri mulai penat, mulai merasa begitu lelah. Terkadang menikmati hidup tidak perlu dengan berlibur, ataupun meminta cuti. Akan tetapi menikmati hidup yaitu ketika di tengah kesibukan kita, kita tersenyum bersama. Baik membuat orang lain tersenyum ataupun dibuat tersenyum.
Di sisi lain, ada yang berkata pula “ Kalo menurutku pernyataan kedua itu ya salah orangnya sendiri.” Kesalahan kita dalam mengejar ambisi, membuat kita terkadang menjadi egois, tidak perduli pada yang lain. Benar, ambisi adalah pemicu semangat. Pendorong dalam melakukan sesuatu. Akan tetapi ambisi yang lupa pada sekeliling juga tidak baik. Ingatlah ambisi kita bukan hanya untuk kebaikan kita, tapi kebaikan orang lain pula. Maka jangan sampai, kebaikan untuk mereka berubah menjadi keburukan bagi mereka karena ketidak pedulian kita pada mereka.
Kesibukan saat muda, tergantung bagaimana kita memandangnya. Tergantung bagaimana kita mengaturnya. Belajar untuk mengatur sendiri adalah hal yang penting, tidak hanya mengatur orang lain atau mengatur perusahaan. Jadilah manajer untuk diri sendiri dulu, sebelum menjadi manajer bagi yang lain.