Halaman

.

Senin, 01 April 2013

Kesibukan Part II


Belakangan ini aku bertanya – tanya, diantara dua buah pernyataan manakah yang benar atau kemungkinan besar terjadi. Pernyataan pertama, seorang pemuda ketika di masa mudanya dipenuhi dengan kesibukan dan kerja keras, maka dia di masa tuanya ia akan bahagia. Bahagia atas jerih payahnya dalam memperjuangkan kebutuhannya. Pernyataan kedua, seorang pemuda ketika masa mudanya begitu sibuk untuk memenuhi kebutuhannya, maka di masa tua ia akan terus sibuk. Tenggelam dalam kesibukan karena selalu merasa kebutuhannya belum terpenuhi, bahkan saat ia mulai menua. Hingga suatu saat ia sadar ia lupa untuk menikmati hidup. Bahwa hidup tak hanya ada untuk kesibukan. Kesibukan dalam memenuhi kebutuhan, dalam memunuhi harta dunia.
Dua pertanyaan bertolak belakang dan mungkin kasusnya bebeda. Sulit memang untuk dibandingkan. Akan tetapi, dua hal itu membuatku tertarik. Pernyataan pertama meminta kita untuk bekerja keras sedangkan pernyataan kedua meminta kita untuk menikmati hidup. Kedua hal tersebut bisa saja terjadi pada tiap orang. Lalu manakah yang sedang terjadi sebenarnya. Kemudian jika kita berada pada posisi kedua apakah kita harus berhenti untuk sibuk. Berhenti berambisi.
Sebuah jawaban menarik dari seseorang “ Kalau aku ya bakalan cancel semua kegiatan seharian buat istirahat, berhenti sejenak, main dengan keluarga, atau hanya untuk sekedar tidur”. Jederr, ketika mendengarnya seakan aku merasa pikiranku terlalu ruwet. Memang aku ingin mendengar pemikiran orang – orang tentang dua pernyataan tersebut. Benar kenapa harus pusing, kita bisa berhenti sejenak lalu mulai lagi.  Berhenti ketika diri mulai penat, mulai merasa begitu lelah. Terkadang menikmati hidup tidak perlu dengan berlibur, ataupun meminta cuti. Akan tetapi menikmati hidup yaitu ketika di tengah kesibukan kita, kita tersenyum bersama. Baik membuat orang lain tersenyum ataupun dibuat tersenyum.
Di sisi lain, ada yang berkata pula “ Kalo menurutku pernyataan kedua itu ya salah orangnya sendiri.” Kesalahan kita dalam mengejar ambisi, membuat kita terkadang menjadi egois, tidak perduli pada yang lain. Benar, ambisi adalah pemicu semangat. Pendorong dalam melakukan sesuatu. Akan tetapi ambisi yang lupa pada sekeliling juga tidak baik. Ingatlah ambisi kita bukan hanya untuk kebaikan kita, tapi kebaikan orang lain pula. Maka jangan sampai, kebaikan untuk mereka berubah menjadi keburukan bagi mereka karena ketidak pedulian kita pada mereka.
Kesibukan saat muda, tergantung bagaimana kita memandangnya. Tergantung bagaimana kita mengaturnya. Belajar untuk mengatur sendiri adalah hal yang penting, tidak hanya mengatur orang lain atau mengatur perusahaan. Jadilah manajer untuk diri sendiri dulu, sebelum menjadi manajer bagi yang lain.

2 komentar:

  1. "I am. I need to be busy when I'm young." [Sungmin-ssi]

    Ga ada ruginya kita sibuk sekarang kok fit.
    Tiap orang emang beda pemikiran. Itulah uniknya dalam diri tiap orang.

    Selama kita sehat, kenapa ngga kita berbuat suatu hal yang bermanfaat?

    Kalo udah tua ntar, kita tinggal mengenang masa muda kita. Hahahaha.

    Tapi di sela-sela kesibukan itu pasti ada kenangan yang terlukiskan dengan baik. Paling tidak biar hidup ini tidak membosankan. =w=

    BalasHapus
  2. teteeeep deh, SUJU ^^
    iyaaa bener banget ga rugi sibuk sekarang
    tapi kadang kalo ngeliat orang yang terlalu sibuk tuh, sampe heran sendiri
    berasa ga ada waktu buat maen buat seneng2
    cuman kebutuhan akan maen atau hal yang membuat orang seneng itu relatif kan yaa

    BalasHapus