Halaman

.

Sabtu, 11 Januari 2014

Puisi



Tepian Jalan
By: Novita Nur S

Gelap telah menelan terangnya matahari
Pendar – pendar bulan lah yang masih setia menemani
Sudut – sudut kota terasa begitu dingin
Orang – orang membisu dalam kesibukan juga dalam mimpi
            Sedangkan tepian jalan
            Seakan sepi dalam padatnya lalu lintas
            Seakan terlupakan dalam hingar bingar lampu kota
            Seakan hanya latar dalam perjalanan
Padahal di sana ada mereka
Bocah – bocah yang berkeliaran di luar rumah meski larut malam
Bocah – bocah yang menahan lapar dalam diam
Bocah – bocah yang bersemangat menghampiri kendaraan yang melintas
Bocah – bocah yang kakinya bahkan tak beralas
            Tidakkah mereka merasa ketakutan?
            Tidakkah mereka merasa lelah?
            Tidakkah mereka mersa muak pada dunia?
            Atau mungkin pada kita?
Tepian jalan yang sepi
Menorehkan warna pucat pasi
Tepian jalan yang sepi
Bukankah masih menjadi bagian dunia ini?

Jika Kamu Tahu



Maaf aku tahu ini sama – sama membuat kita sakit. Aku tahu ini menyakiti hati kita satu sama lain.


Namun mungkin masalahnya ada di aku.

Ini tentang aku yang sedang belajar menangani hati.

 
Maaf,

Biarkanlah semua berjalan sesuai waktu

Biarkanlah waktu yang membawa bisikan jawaban Allah SWT untukku

Biarlah, karena aku sendiri belum mampu memberi jawaban

Belum mampu bersikap

Biarlah,

Apapun nanti yang terjadi,

Aku telah berkata bahwa aku takkan meninggalkan tempat ini

Maka satu hal pintaku

Ingatkan aku, ingatkan aku akan janji itu

Aku mohon,

Seperti apapun waktu membawa jawabannya untukku



Senin, 06 Januari 2014

Lagu Pepisahan

 Sahabat Kecil

               by: Ipang

Baru saja berakhir
Hujan di sore ini
Menyisakan keajaiban
Kilauan indahnya pelangi


     Tak pernah terlewatkan
     Dan tetap mengaguminya
     Kesempatan seperti ini
     Tak akan bisa di beli


Bersamamu kuhabiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya

              
        Melawan keterbatasan
        Walau sedikit kemungkinan
        Tak akan menyerah untuk hadapi
        Hingga sedih tak mau datang lagi


Bersamamu kuhabiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya


    Janganlah berganti
    janganlah berganti
    janganlah berganti
    Tetaplah seperti ini

  
 janganlah berganti
 janganlah berganti
 Tetaplah seperti ini




                Lagu yang kalo ngga salah pertama kali kudengar di closing BEM kabinetnya mas Fallery. Ketika denger ini pertama kali sambil nonton film BEM, langsung jatuh hati sama lagu ini. Menghayati setiap gambar - gambar yang ada. Kerinduan atas sosok - sosok yang hadir dalam sekian bulan awal. Pemberian dasar yang begitu membekas, ya sebuah dasar. Kerinduan itu kembali menyerang ketika perpisahan ada lagi. Dan lagu ini yang senantiasa mengiringi perpisahan. Dan kini sepertinya lagu ini yang mengiringi pepisahan untukku.


Bersamamu kuhabiskan waktu 
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya

               Tapi semua akan berganti kog. Ngga akan tetap seperti itu dan jangan hanya jadi seperti itu. Kalian adalah tunas - tunas baru, bukalah lembaran - lembaran indah kalian. Tulis cerita - cerita penuh warna kalian. Semangat membangun, semangat berkarya.


~Akan tetap rindu kalian, sampai jumpa lagi~




Sabtu, 04 Januari 2014

Kaderisasi yang utama

Kaderisasi terlama, terbaik, dan terberat seharusnya adalah
"Kaderisasi dari orang tua untuk anaknya, kaderisasi dari seorang ibu kepada anaknya"



Dua tahun lebih di kaderisasi, membawa ku ke sebuah titik pemahaman "kaderisasi terpenting adalah kaderisasimu untuk anakmu". Beberapa waktu berusaha membentuk orang sesuai dengan tujuan organisasi, meningkatkan kualitas personal mereka, dan beberapa hal lainnya. Lalu, teringat akan keluarga, teringat akan jaman yang makin menggerus moral ini. Maka aku merasa cemas, merasa khawatir pada mereka yang kelak akan tumbuh dari rahimku. Seberapa mampu aku menjaga mereka? seberapa mampu aku memberikan bekal terbaik bagi mereka?Untuk dilepas ke masyarakat. Seberapa mampu aku menyiapkan mereka untuk menempuh jalan perjuangan?
Dan, itu semua menyerbuku.

 
Saudariku, wanitalah yang akan menyiapkan rahimnya agar makhluk kecil itu dapat tumbuh
berbagi makanan dengan mereka, berbagi udara, dan berbagi darah
Seperti yang pernah kudengar,
Kata - kata teruntuk para pria,
jika kamu ingin anakmu baik, jika kamu ingin mencetak pejuang hebat,
maka carilah istri yang baik, baik dalam agamanya, perilakunya
Penting, kaderisasi untuk anak itu penting
Namun dalam mengkader tak cukup dengan ilmu ecek - ecek dan sikap yang jauh dari keteladanan

dalam mengkader idealnya kita punya ilmu yang luas dan mampu jadi teladan
Oleh karena itu saudariku, jadila wanita yang hebat, penuhi dirimu dengan ilmu dan perbaikilah sikap - sikap yang belum baik
Tingkatkan ibadah, amalan,
Kau sadari ataupun tidak, kaderisasi untuk anakmu adalah tugas yang begitu hebat
Tugas yang butuh kesabaran
Tugas yang memiliki waktu lama dan jika kau sia - siakan waktu lama itu tanpa memberikan bimbingan terbaik
Sayang sekali,










Mari saling mengingatkan


Menguatkan diri

sebuah pesan dari seseorang



"Dia seperti itu padamu karena masih menghormatimu"






kata kata yang memberi kekuatan, dan kelegaan