Halaman

.

Sabtu, 30 Maret 2013

Tahun Pertama


Let us start the story

Menjadi mahasiswa baru, di tawarkan segudang kegiatan di kampus. Mulai dari UKM yang keren – keren, mbak – mbak yang baik, organisasi keilmuan sampe organisasi pergerakan. Kesempatan banget nih, habis setelah lulus SMA niatnya tetep pengen ikut organisasi lagi.

 Pelampiasan waktu SMA ga jadi ikut OSIS karena kesel pendaftarannya ngaret, jadi di kuliah pengen banget ikut organisasi kayak OSIS. Alhasil dari SMA udah pengen banget ikut BEM, karena BEM itu kan eksekutif jadi miriplah harusnya sama OSIS. Setelah beberapa hari masuk kuliah akhirnya pendaftaran BEM di buka. Pengen banget ikut, cuma kata temen – temen berasa serem gitu waktu ambil formulir pendaftaran di sekre BEM. Katanya orang nya serem – serem. Bayanganku udah  tempatnya terpencil, deket mushola, ya pojokan – pojokan gitulah ngebuat semakin males aja kesananya. Maklum dulu di awal aku ga terlalu suka keliling – keliling kampus. Udah deh pokoknya berasa mau ngelepasin aja daftar BEM. Hari itu hari terakhir pengambilan formulir BEM. Siap – siap pasrah ga jadi daftar BEM, tau – tau ada temen yang ngajak buat ambil formulir. Takut – takut kita berdua dateng ke BEM. Masih cupu banget deh waktu itu, aku ga berani perhatiin siapa aja yang ada di situ. Pokonya ambil formulir terus cabut ajaa. 

Kesibukan


Kesibukan adalah sebuah pilihan. Tidak semua orang dalam hidup ini benar – benar sibuk. Tidak semua orang pula dalam hidup ini, menyadari bahwa kesibukan merupakan sebuah nikmat. Nikmat yang diberikan Allah SWT kepada kita semua. Dalam kesibukan kita belajar berbagai hal. Mengatur diri sendiri, mengatur waktu dan tentu banyak lainnya. 

Kesibukan bukan hanya ketika kita mempunyai tugas banyak, atau pekerjaan kantor yang menumpuk. Tugas sebagai seorang ibu dari dari pagi hingga malam juga merupakan kesibukan yang luar biasa. Kesibukan tidak harus hal bergengsi, sehinga kita dapat dipandang sebagai orang sibuk. Akan tetapi kesibukan adalah penggambaran kita dalam melaksanakan kewajiban dan melakukan hal yang bermanfaat.

Banyak orang yang lebih suka menghabiskan waktunya tanpa kesibukan. Bermalas – malasan, bersantai, berleha – leha. Benar itu semua pilihan.

Akan tetapi di sisi lain, ada pula orang yang merasa kebingungan ketika kesibukan mulai meninggalkannya. Hidupnya terasa sepi dan membosankan. Panggilan – panggilan untuk datang tidak ada lagi. Sms untuk rapat tidak pernah muncul di layar handphone nya. Orang – orang yang mengharap kedatangannya, menyambutnya lega ketika bertemu, sudah tidak melakukannya lagi. Ketika kesibukan mulai menjauh dari bagian dirinya. Dia begitu merindukannya. Merindukan masa – masa dulu saat kesibukan menghampiri hari – harinya. Membawa kelelahan dan penat, tapi membawa kehangatan, tawa, dan canda. Kemudian dengan segera ia mencari kesibukan kembali. Tidak membiarkan diri terlalu lama berada dalam kemalasan dan kebosanan.

Begitulah seharusnya, jangan biarkan diri kita larut dalam kemalasan. Waktu adalah hal yang berharga. Waktu tidak akan pernah berulang atau pun kembali. Maka manfaatkanlah waktu kita dengan kesibukan, kesibukan yang membawa kebaikan dan bermanfaat tentunya.

Senin, 25 Maret 2013

Pertemuan


Pertemuan.

Sesuatu yang selalu terjadi dalam hidup manusia. Silih berganti bertemu, berpisah. 
Pertemuan adalah saat  dimana kita memperoleh pengalaman baru. Cerita dan kisah baru. Dimana   masing – masing kisah saling bertemu menjadi satu kisah bersama.

Pertemuan.

Menyatukan aku, kamu, kita dan mereka. Merengkuh batas antara kita semua. Menjadikannya satu, padu.
Merekatkan sebuah pemikiran dan hati. Seperti teman lama saling berbagi keluh kesah. Berbagi nasehat dan menguatkan.

Pertemuan.

Apabila bisa tak ingin ada perpisahan. Tak ingin ada kepergian. Akan tetapi, layaknya jalan yang berujung, laut yang bertepi. Begitu pula pertemuan, tentu dibersamai perpisahan.

Rabu, 20 Maret 2013

SEORANG IBU

Ibu, aku tak tahu bahwa menjadi dirimu itu sulit
Dulu aku senang sekali merepotkanmu
Membangunkanmmu yang baru saja terlelap
Sedikit - sedikit memanggil namamu hanya karena hal sepele
Ibu aku tak tahu bahwa sebenarnya kasihmu begitu berlimpah
Saat aku tidur kau menyelimutiku, mengelus kepalaku lembut
Ibu aku tak tahu betapa kau begitu sering memikirkanku
Dalam setiap renunganmu, dalam setiap lamunanmu
Dalam setiap waktu luangmu yang kau pikirkan anakmu
Ibu aku tak tahu begitu besar yang telah kau lakukan
Ibu aku tak tahu hingga sampai saat ini akhirnya ku mengerti
Betapa sulitnya menjadi seorang ibu
Sedikit - sedikit terbangun karena bayinya menangis
Mengendong hingga tangan terasa pegal
Membersihkan kotorannya
Mencuci pakaiannya
Ibu perjalananku masih jauh untuk memahami kesulitanmu
Memahami seberapa berat perjuanganmu
Namun, setiap aku mulai memahami
Semakin sering diri ini berkata
Terimakasih