Halaman

.

Selasa, 17 September 2013

1492013 part 2



1492013

Sabtu sore tanggal 14 September, kami tim main BEM (Bagian Eksentrik Mahasiswa) melanjutkan perjalanan main kami. Teman dari salah seorang anggota tim kami mala mini akan tampil di acara peringatan ulang tahun gelanggang. Kami akhirnya sepakat untuk menonton. Malamnya setelah ibadah sholat maghrib kami berkumpul di depan sekertariat dan berangkat bersama ke gelanggang. Sampai di gelanggang ternyata acara masih sepi. Bahkan panitia masih menyiapkan tempat. Padahal waktu telah menunjukkan pukul tujuh kurang dan teman dari anggota tim kami berkata dia akan tampil pukul tujuh.
Kami memutuskan untuk makan di food court. Sebelum pergi ke food court kami bertemu mas Sammy (maunya dia sih di panggil begitu, siapa lagi sih kalo bukan mas B**tar). Ternyata Mas Sammy juga ingin melihat peringatan ulang tahun gelanggang. Obrolan kami dengan Mas Sammy tidak terlalu banyak, kemudian berpisah ke tujuan masing – masing. Saya dan tim pergi mengisi perut dan sebenarnya Mas Sammy juga tapi kami tidak tahu mereka makan dimana.  Dikarenakan tadi siang saya hanya makan semangkuk bakso maka kali ini saya memesan sepiring nasi goreng. Alhamdulillah melatih kesabaran karena nasi gorengnya dibuat lama sekali. Saat – saat menunggu kami dihibur oleh beberapa anak dari para penjual di food court yang bermain kejar – kejaran.

 
Setelah puas makan kami langsung menuju ke acara. Kebetulan sekali acara baru saja di buka. Dari food court agar mudah, tentu kami melewati samping lapangan basket (karena acaranya memang di situ) tapi semua orang langsung melihat aneh kea rah kami. Sepertinya tempat masuknya memang bukan dari situ. Akhirnya kami masuk lewat pintu masuk gelanggang. Senangnya ternyata masuk lewat situ bisa dapat konsumsi (wah baik banget ya, dikasih makanan). Kami memilih tempat duduk di bagian kanan. Niat awal melihat temannya Wardah tampil membawakan tari Bali. Ternyata tari Bali sebagai penampilan pembuka acara. Beruntung sekali kami tidak terlambat. Usai melihat tari Bali ada beberapa sambutan dari ketua forkom UGM dan kemudian dari Pak Senawi. Di sinilah terdapat sedikit keunikan – keunikan kami, sebagai mahasiswa non gelanggang.
Pak Senawi memberikan sambutan. Sambutannya hangat dan diselingi cerita – cerita menarik. Slain itu seperti biasa beliau senantiasa menyisipkan informasi tentang PKM. Ketika sedang memberikan informasi tentng PKM ada beberapa hal yang membuat Wardah, Zaki dan Laili tertawa. Namun seisi lapangan basket hanya mereka yang tertawa sementara yang lain diam saja mendengarkan. Ketika mereka bertiga tertawa lagi – lagi semua mata tertuju kepada tiga orang itu (mungkin seisi lapangan yang ga punya selera humor atau mereka bertiga yang sensor humornya melebihi manusia normal? Ga tau deh).
Pak Senawi masih berbicara menggebu – gebu, sementara saya sendiri sudah bosan. Tiba – tiba ada sebuah balon yang bergerak ke arah saya (dekorasi tempat memang ada balon – balonnya) kemudian saya mengambilnya. Saya memegang – megang dan sedikit memainkan balon tersebut. Sementara di panggung sesi memotong tumpeng sebagai tanda pembukaan peringtan ulang tahun akan di lakukan. Saya sibuk dengan balon di tangan. Balon itu tertempel oleh sebuah kertas krep. Saya sobek kertas krep yang menempel pada balon. Namun masih ada kertas krep yang menempel pada bagian balon yang ada selotipnya.
Saya ingin menghilangkan kertas krep sekaligus selotip yang menempel pada balon karena saya tidak ingin melihat balon saya jelek. Sebenarnya dalam pikiran saya sudah terlintas bahwa jika saya menarik kertas krep yang menempel maka balon akan meletus (karena selotip sama kertas krep itu emang udah nempel pel banget ke balon). Walaupun begitu rasa penasaran saya lebih kuat, apakah benar – benar meletus atau tidak (kan masih ada kemungkinan bakalan ga meletus. Akhirnya duarr !!! Balon pun meletus saudara – saudara. Seharusnya semua orang bertepuk tangan (keren kan udah bisa ngebuat balon meletus) tapi kenyataannya tidak. Kenyataan memang pahit, seisi ruangan benar – benar hening, yang ada hanya suara letusan balon saya. Lebih pahit lagi, saat itu sebenarnya Pak Senawi sedang berbicara dan bersiap – siap memotong tumpeng ( jadi saya menginterupsi pembicaraan Bapaknya dengan letusan balon). Sedihnya lagi semua orang katanya sih melihat ke arah saya (saya tidak berani melihat kemana – mana karena malu). Ditambah juga bumbu malu dengan perkataan Mas Sammy yang duduk sebaris dengan kami “BIkin malu aja”. Saya juga malu sebenarnya, tapi lebih dari itu rasa tidak enak saya lebih besar (bayangkan menginterupsi petinggi kampus dengan letusan balon, untung bapaknya masih lanjut – lanjut aja ngomongnya, coba kalau ngambek, nah berabe saya).
Kami melanjutkan menonton beberapa penampilan seperti Swagayugma, UKJGS, dan GMCO. Setelah selesai menonton kami pulang (walau saya sebenarnya ingin melihat PSM tampil). Di jalan pulang kami tertawa – tawa mengingat hal bodoh yang dilakukan tadi (sebenarnya lebih banyak Wardah dan Zaki mentertawakan saya). Sepertinya kami datang ke peringatan ulang tahun gelanggang hanya bikin rusuh saja. Maaf kepada segenap penjuru gelanggang dan pengunjung lain yang hadir, ya beginilah tim main dari Bagian Eksentrik Mahasiswa, seharian penuh bermain. Sekian dan terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar