Halaman

.

Jumat, 20 September 2013

Toko Nasionalis



TOKO NASIONALIS
“Mas beli rokok dong.”
“Maaf Mas di sini ga jualan rokok.”
“Oh ya sudah, makasih.”
Beberapa menit kemudian
“Sekarang banyak yang beli vit ya.”
“Iya, semoga vit bisa ngalahin Aqua.”
Begitulah percakapan yang saya dengar dari sebuah toko kelontong tidak jauh dari kos.
Percakapan pertama adalah percakapan antara pemilik toko dan pembeli. Ketika mendengarnya saya tersenyum. Bangga rasanya, ternyata di belahan Negara Indonesia ini ada toko yang tidak menjual rokok. Rokok merupakan salah satu produk yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Perokok yang sudah terbiasa bahkan bisa menghabiskan satu bungkus rokok dalam sehari. Oleh karena itu menjual rokok dapat memberi keuntungan yang lebih cepat bagi penjual. Selain itu keuntungannya juga lumayan. Meskipun menjual rokok cukup menggiurkan ternyata toko kelontong yang satu ini tidak melakukanya. Seandainya saja toko – toko yang lain juga melakukan hal yang sama, mungkin saja Negara ini bisa menjadi Negara bebas asap rokok.
Jika toko – toko melakukan hal yang sama maka kita tidak perlu repot – repot meminta perokok berhenti. Kemudahan masyarakat Indonesia dalam mendapatkan rokoklah yang membuat mereka semakin gencar merokok. Bahkan di negara ini menemukan rokok di pedalaman lebih bisa dilakukan daripada menemukan listrik. Ketika toko menolak untuk menjual rokok maka para perokok akan kesulitan mendapatkan rokok. Nantinya mereka pasti akan berhenti merokok dengan sendirinya.
Percakapan kedua adalah percakapan pemilik toko dan salah satu pekerja di toko. Terlihat dari percakapan tersebut mereka membicarakan dua merek air mineral. Tentu saja kita semua sudah tahu bahwa Aqua adalah air mineral yang merupakan milik asing. Sedangkan vit yang juga merupakan salah satu merek air mineral, diproduksi oleh masyarakat negeri kita sendiri. Lagi – lagi toko ini kesadarannya tinggi.
Ketika kita cenderung membeli produk – produk buatan luar negeri / asing maka uang kira hanya akan masuk kantong mereka. Sedangkan ketika kita membeli produk dalam negeri maka uang kita akan masuk ke kantong perusahaan / industri dalam negeri juga. Uang pendapatan dari perusahaan / industri dalam negeri tersebut akan di ambil beberapa persen untuk membayar pajak. Pajak itu juga yang menjadi uang “kas” pemerintah. Selain itu banyaknya permintaan ke perusahaan / industri dalam negeri akan membuat mereka lebih kreatif dan produktif. Banyaknya permintaan tadi dapat membuat perusahaan / industri dalam negeri tumbuh dan berkembang.

2 komentar:

  1. iya war, terkadang kita terlalu sering meributkan regulasi pemerintah yang kurang tegas
    padahal kalo kita mau, semua bisa dimulai dari kta dulu kog

    BalasHapus