Pesan Singkat
Kamu ga nonton filmnya?
Pertanyaan
singkat itu tertera di layar handphone ku. Segera ku raih remote dan
memindahkan saluran televisi. Berkali – kali memindahkan saluran, film yang
dimaksudkan tak ada juga. Ku lihat waktu saat pesan itu di kirim, sudah
beberapa jam yang lalu ternyata. Segera ku balas pesan tersebut ke pengirimnya.
Ga liat, ga tau kalo ada.
Sebuah
jawaban yang tidak kalah singkatnya. Aku tidak suka, karena dia selalu begitu.
Seperti itulah, dia akan selalu bertanya ketika acara televisi yang aku sukai
mulai di tayangkan. Selalu pertanyaan yang sama ditanyakan padaku. Bahkan
ketika aku tidak sadar acara tersebut sedang ditayangkan, karena jadwalnya
memang berubah – ubah dan jarang di tayangkan.
Aku
bingung, apa pedulimu pada acara yang ku sukai. Kenapa kamu selalu
mengingatkanku jika acara itu sedang ditayangkan. Padahal kamu sering
mengacuhkanku. Kamu sering mengabaikanku. Aku bukan orang yang selalu kamu
ingat dalam perjalananmu. Aku adalah orang kesekian dalam daftar orang yang
kamu ajak bermain.
Kamu
tidak pernah bercerita tentang masalahmu, mungkin aku bukan orang yang menyenangkan
untuk di ajak bercerita. Apa pedulimu pada diriku. Untuk apa kamu selalu
mengingat acara yang ku sukai. Kamu sesekali mengajakku, tapi kemudian kamu
pergi dengan yang lain. Kamu menceritakan kabarmu pada orang lain, dan bukan
padaku. Lalu apa pedulimu? Kenapa kamu selalu mengingatkanku pada acara
televisi yang aku sukai?
Seandainya saja bukan itu yang kamu tanyakan.
Seandainya saja kamu bertanya padaku, meski hanya untuk sekali “Kenapa kamu
menyukainya?” Seandainya kamu bertanya padaku, maka dengan senang hati aku akan
menjawab “Karena dulu, kita sering menontonya bersama.” Itu yang ku harapkan
kamu tahu, kamu peduli.
Gadis
itu mengakhiri tulisan di buku hariannya. Dia baca lagi perlahan – lahan
tulisannya, kemudian bulir air mata itu jatuh. Bening, walau hanya beberapa
tetes, jatuh ke pangkuannya. Gadis tadi kemudian menyeka air matanya.
Dia
kesepian. Dia merindukan laki – laki itu. Sahabat masa kecilnya. Mereka begitu
dekat dan selalu bersama. Namun kini mereka telah tumbuh dewasa. Telah memiliki
teman masing – masing. Telah memiliki cerita masing – masing. Hubungan masa
lalu itu kini merenggang. Mereka jarang bertemu, jarang bermain bersama, tapi
pesan singkat itu masih sering di kirim. Pesan singkat itulah penghubung mereka
kini.
aaaah yang ini juga manis deh :")
BalasHapusterinspirasi dari kisah nyata yaaa
hahaha kisah nyata yang mana?
Hapusah wardah sok tau aahhh
iyaaaa maniiis :')
BalasHapus